Apakah Termasuk Sunnah Melakukan Qunut Secara Terus-Menerus dalam Shalat Subuh?
Pertanyaan: Pertanyaan ketiga: Saya shalat berjamaah dengan suatu
kelompok yang bersikeras membaca doa qunut pada rakaat terakhir shalat Subuh.
Namun, keyakinan saya berdasarkan beberapa sumber yang sahih adalah bahwa
Rasulullah ﷺ hanya membaca qunut pada rakaat terakhir shalat Subuh ketika
terjadi musibah. Apakah saya harus mengikuti pendapat mereka (dan menyelisihi
sunnah), atau berpegang pada pendapat saya sendiri (sesuai sunnah)? Ataukah
saya mundur dari menjadi imam untuk menghindari perselisihan? Mohon penjelasannya,
semoga Allah membalas kebaikan Anda.
Jawaban: Anda wajib mengamalkan sunnah dan memberi peringatan
kepada mereka dengan cara yang baik, serta membimbing mereka ke jalan yang
benar. Qunut secara terus-menerus dalam shalat Subuh bukanlah ajaran yang disyariatkan,
melainkan bid’ah (perkara baru dalam agama).
Terdapat riwayat dalam
Musnad Ahmad, Sunan At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Sa’d bin Thariq
bin Asyim Al-Asyja’i, dari ayahnya, bahwa Sa’d bertanya:
"Wahai Ayah,
engkau pernah shalat di belakang Rasulullah ﷺ, Abu Bakar,
Umar, Utsman, dan Ali (semoga Allah meridhai mereka semua). Apakah mereka
melakukan qunut dalam shalat Subuh?"
Ayahnya menjawab:
"Wahai anakku,
itu adalah perkara baru (bid’ah)." Dari hadits ini, Thariq menjelaskan bahwa qunut Subuh
yang terus-menerus adalah bid’ah.
Adapun riwayat dari
Anas bin Malik, Abu Hurairah, dan lainnya menunjukkan bahwa Nabi ﷺ hanya berqunut
ketika terjadi musibah, baik dalam shalat Subuh maupun shalat lainnya. Misalnya, ketika kaum Muslimin ditimpa bencana seperti
serangan musuh, pembunuhan terhadap utusan Muslim, atau musibah lainnya. Pada
saat itu, para imam di masjid-masjid boleh berqunut pada rakaat terakhir shalat
Subuh setelah rukuk, sesuai dengan lamanya musibah (beberapa hari, sebulan, atau
semisalnya), lalu berhenti ketika musibah telah berlalu.
Inilah sunnahnya: Qunut dilakukan ketika ada kebutuhan atau musibah, bukan
secara terus-menerus. Jika dilakukan secara rutin tanpa sebab, maka itu
menyelisihi sunnah.
Maka, tugas Anda
adalah:
1.
Meyakinkan mereka dengan cara yang baik.
2.
Mengarahkan mereka kepada kebenaran.
Jika mereka tidak
menerima dan tidak ada titik temu antara Anda dan mereka, maka tidak mengapa
Anda pindah ke masjid lain untuk tidak menyelisihi sunnah.
Sumber: Nur AlaDarb/Syaikh bin Baz
Posting Komentar untuk "Apakah Sunnah Merutinkan Qunut Dalam Shalat Subuh?"