Doa Qunut: Maknanya
dan Hukumnya
Pertanyaan: Apa itu doa qunut? Apakah qunut wajib dalam shalat Subuh?
Dan apa hukum meninggalkannya?
Jawaban: Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga
tercurah kepada Rasulullah, keluarganya, dan para sahabatnya.
1.
Pengertian Qunut
Qunut (dengan huruf
ta') bermakna doa, ketaatan, diam, atau berdiri lama dalam shalat. Seseorang
yang qanata berarti ia berdoa menghadapi musuhnya, dan qanata juga bisa bermakna
memperpanjang berdiri dalam shalat.
2.
Doa Qunut yang Paling Utama
Doa terbaik dalam
qunut adalah yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ kepada
Al-Hasan bin Ali radhiyallahu 'anhuma. Ia berkata:
"Rasulullah ﷺ mengajarkan
kepadaku beberapa kalimat yang aku ucapkan dalam witir:
اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ
عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ،
وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ
لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا
وَتَعَالَيْتَ.
“Allahummahdini fiiman hadait, wa 'afini
fiiman 'afait, wa tawallani fiiman tawallait, wa barik li fiima a'thait, wa
qini syarra maa qadhait. Innaka taqdi wa la yuqdha 'alaik. Wa innahu la
yadzillu man walait, wa la ya'izzu man 'adait. Tabarakta Rabbana wa ta'alait.”
(Ya Allah, berilah aku
petunjuk sebagaimana orang-orang yang Engkau beri petunjuk, berilah aku
keselamatan sebagaimana orang-orang yang Engkau beri keselamatan, peliharalah
aku sebagaimana orang-orang yang Engkau pelihara, berkahilah apa yang Engkau
berikan kepadaku, dan lindungilah aku dari keburukan yang Engkau tetapkan.
Sesungguhnya Engkaulah yang menetapkan, dan tidak ada yang bisa menetapkan
atas-Mu. Sungguh, tidak akan hina orang yang Engkau bela, dan tidak akan mulia
orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau, wahai Rabb kami, dan Maha Tinggi). (HR.
Abu Dawud dan At-Tirmidzi; At-Tirmidzi menghasankannya).
Dari Umar radhiyallahu
'anhu, beliau pernah berqunut dalam shalat Subuh dengan doa berikut:
بِسْمِ ٱللّٰهِ ٱلرَّحْمٰنِ ٱلرَّحِيمِ، ٱللّٰهُمَّ إِنَّا
نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَهْدِيكَ، وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ، وَنَتَوَكَّلُ
عَلَيْكَ، وَنُثْنِي عَلَيْكَ ٱلْخَيْرَ كُلَّهُ، نَشْكُرُكَ وَلَا نَكْفُرُكَ،
وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ، ٱللّٰهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ، وَلَكَ
نُصَلِّي وَنَسْجُدُ، وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ، نَرْجُو رَحْمَتَكَ
وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إِنَّ عَذَابَكَ بِٱلْكُفَّارِ مُلْحَقٌ، ٱللّٰهُمَّ عَذِّبِ
ٱلْكُفَّارَ أَهْلَ ٱلْكِتَابِ ٱلَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِكَ
“Bismillahirrahmanirrahim.
Allahumma inna nasta'inuka wa nastahdika, wa nastaghfiruka wa nu'minu bika, wa
natawakkalu 'alaika, wa nuthni 'alaikal khaira kullahu, nasykuruka wa la
nakfuruka, wa nakhla'u wa natruku man yafjuruk. Allahumma iyyaka na'budu, wa
laka nushalli wa nasjudu, wa ilaika nas'a wa nahfidu, narju rahmataka wa
nakhsya 'adzabaka, inna 'adzabaka bil-kuffari mulhaq. Allahumma 'adzibil
kuffara ahlal-kitab alladzina yashudduna 'an sabīlik.”
(Dengan nama Allah
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah, kami memohon pertolongan-Mu,
petunjuk-Mu, dan ampunan-Mu. Kami beriman kepada-Mu, bertawakal kepada-Mu, dan
memuji-Mu dengan segala kebaikan. Kami bersyukur kepada-Mu dan tidak
mengingkari. Kami melepaskan diri dan meninggalkan orang yang durhaka
kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mu kami menyembah, hanya kepada-Mu kami
shalat dan sujud, hanya kepada-Mu kami berusaha dan bersegera. Kami mengharap
rahmat-Mu dan takut akan azab-Mu, sesungguhnya azab-Mu pasti menimpa
orang-orang kafir. Ya Allah, azablah orang-orang kafir dari kalangan ahli kitab
yang menghalangi dari jalan-Mu). (HR. Abdurrazzaq dalam Al-Mushannaf dan
Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman).
3.
Hukum Qunut
1. Qunut dalam Shalat
Witir
Disunahkan sepanjang
tahun menurut Imam Ahmad dan lainnya. Yang lebih utama adalah membacanya
setelah rukuk, tetapi boleh juga sebelum rukuk. Anas radhiyallahu 'anhu
berkata: "Kami pernah berqunut sebelum dan setelah rukuk." (HR. Ibnu
Majah)
2. Qunut dalam Shalat
Subuh
Para ulama berbeda
pendapat mengenai qunut dalam Subuh:
Pendapat Imam Ahmad
dan Abu Hanifah:
Qunut tidak disunahkan
dalam Subuh atau selain witir. Dalilnya, hadits riwayat Muslim bahwa Nabi ﷺ pernah
berqunut sebulan penuh mendoakan kebinasaan suatu kabilah, kemudian beliau
meninggalkannya.
Pendapat Imam Malik
dan Asy-Syafi’i:
Qunut Subuh disunahkan
sepanjang waktu. Diriwayatkan dari Anas radhiyallahu 'anhu: "Rasulullah ﷺ selalu
berqunut dalam shalat Subuh hingga beliau wafat." (HR. Ahmad). Umar
radhiyallahu 'anhu juga pernah berqunut dalam Subuh di hadapan para sahabat.
4.
Perbedaan Pendapat yang Diperbolehkan
Perbedaan ini termasuk
khilaf mu’tabar (perbedaan yang sah dalam fiqih). Karena itu, tidak boleh
saling menyalahkan atau mengingkari.
Bagi yang menganggap qunut Subuh sebagai sunah, disunahkan melakukan sujud sahwi bila lupa.
5.
Hukum Meninggalkan Qunut
Jika dianggap sunah
(misalnya dalam witir atau Subuh menurut sebagian ulama), maka meninggalkannya
tidak membatalkan shalat, namun disunahkan melakukan sujud sahwi.
Jika dianggap tidak
disyariatkan (seperti menurut Imam Ahmad dalam Subuh), maka tidak ada
konsekuensi apa pun jika ditinggalkan. Wallahu a'lam.
Sumber: Islamweb
Posting Komentar untuk "Doa Qunut: Makna dan Hukumnya"