Dua Penyebab Siksa Kubur Yang Sering Diabaikan

Penyebab Siksa Kubur

Kematian adalah pintu menuju alam barzakh, sebuah fase yang pasti dilalui setiap manusia setelah kehidupan dunia berakhir. Di dalam kubur, manusia akan merasakan nikmat atau azab sebagai balasan atas amal perbuatannya selama hidup. Rasulullah telah banyak mengingatkan umatnya tentang dahsyatnya siksa kubur, sekaligus menjelaskan berbagai perbuatan yang dapat menjadi penyebabnya. 

Namun, di antara banyak peringatan tersebut, ada beberapa dosa yang sering dianggap remeh—bahkan diabaikan—padahal konsekuensinya sangat berat. Dalam sebuah hadits shahih, Nabi menyaksikan dua orang yang disiksa di kuburnya bukan karena dosa besar seperti syirik atau pembunuhan, melainkan karena dua kesalahan yang mungkin banyak orang tidak menyadari bahayanya: tidak bersuci dari kencing dan menyebar adu domba (namimah). 

Lantas, mengapa dua perbuatan ini termasuk penyebab siksa kubur? Bagaimana kita bisa menghindarinya? Dan apa pelajaran yang bisa kita ambil agar terhindar dari azab setelah kematian? 

Artikel ini akan mengupas tuntas dua penyebab siksa kubur yang sering diabaikan beserta solusi Islam dalam menghindarinya. Semoga dengan memahami bahaya dosa-dosa ini, kita bisa lebih waspada dan senantiasa memperbaiki diri sebelum ajal menjemput. 

"Ya Allah, lindungilah kami dari siksa kubur dan siksa neraka." Aamiin.

LAFADZ HADITS

عن أبي هريرة رضي الله عنه، قال: كنّا نمشي مع رسولِ اللهِ صلّى اللهُ عليه وسلَّم فمرَرْنا على قبرَيْنِ فقام فقُمْنا معه فجعَل لونُه يتغيَّرُ حتّى رعَد كُمُّ قميصِه فقُلْنا: ما لكَ يا نَبيَّ اللهِ؟ قال: (ما تسمَعونَ ما أسمَعُ)؟ قُلْنا: وما ذاكَ يا نَبيَّ اللهِ؟ قال: (هذانِ رجُلانِ يُعذَّبانِ في قبورِهما عذابًا شديدًا في ذَنْبٍ هيِّنٍ) قُلْنا: مِمَّ ذلكَ يا نَبيَّ اللهِ؟ قال: (كان أحَدُهما لا يستنزِهُ مِن البولِ وكان الآخَرُ يُؤذِي النّاسَ بلسانِه ويمشي بَيْنَهم بالنَّميمةِ) فدعا بجَريدتَيْنِ مِن جرائدِ النَّخلِ فجعَل في كلِّ قبرٍ واحدةً قُلْنا: وهل ينفَعُهما ذلكَ يا رسولَ اللهِ؟ قال: (نَعم يُخفَّفُ عنهما ما داما رَطْبَيْنِ). [رواه ابن حبان في صحيحه : 824]

ARTI HADITS

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dia berkata: "Kami pernah berjalan bersama Rasulullah , lalu kami melewati dua kuburan. Beliau berhenti, dan kami pun berhenti bersamanya. Wajah beliau berubah hingga ujung bajunya bergetar (karena takut). Kami bertanya, 'Apa yang terjadi padamu, wahai Nabi Allah?' Beliau bersabda, 'Tidakkah kalian mendengar apa yang aku dengar?' Kami berkata, 'Apa itu, wahai Nabi Allah?' Beliau menjawab, 'Dua orang ini sedang disiksa di dalam kuburnya dengan siksaan yang berat karena dosa yang dianggap remeh.' Kami bertanya, 'Apa sebabnya, wahai Nabi Allah?' Beliau menjawab, 'Salah satunya tidak bersuci dari kencing (tidak membersihkan diri setelah buang air kecil), sedangkan yang lainnya suka menyakiti orang lain dengan lisannya dan suka menyebar fitnah di antara mereka.' Kemudian beliau meminta dua pelepah kurma yang masih basah dan meletakkan masing-masing di atas kuburan tersebut. Kami bertanya, 'Apakah hal itu bermanfaat bagi mereka, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Ya, siksanya akan diringankan selama pelepah itu masih basah.'" [HR. Ibnu Hibban dalam shahihnya : 824]

PENJELASAN HADITS

Sesungguhnya alam kubur adalah tempat singgah pertama di alam akhirat, dan azab serta nikmat di dalamnya adalah benar adanya. Nabi telah menjelaskan beberapa perbuatan yang menyebabkan azab kubur, sebagaimana dalam hadits ini.

Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan bahwa Nabi pernah melewati sebuah kebun di sekitar Madinah atau Mekah—terdapat keraguan dalam riwayat Jarir bin Abdil Hamid, salah seorang perawi hadits ini. Namun, dalam riwayat Bukhari dalam Al-Adab disebutkan dengan tegas, "dari kebun-kebun Madinah" tanpa keraguan. Al-Haith (kebun) adalah taman yang memiliki pagar.

Kemudian, Nabi mendengar suara dua orang yang telah meninggal sedang disiksa dalam kubur mereka. Beliau bersabda, "Keduanya sedang disiksa, padahal bukan karena dosa besar." Maksudnya, menurut pandangan manusia, dosa mereka tidak besar, tetapi sebenarnya dosa itu besar di sisi Allah Ta’ala. Oleh karena itu, Nabi menegaskan, "Benar (itu dosa besar)!"

Kemudian, Nabi menjelaskan sebab azab mereka:

1. Orang pertama tidak menjaga diri dan pakaiannya dari terkena najis air kencing.

2. Orang kedua suka menyebar namimah (adu domba) di antara manusia, yaitu memindahkan ucapan orang lain dengan tujuan merusak hubungan dan menimbulkan permusuhan.

Setelah itu, Nabi meminta pelepah kurma, memotongnya menjadi dua, lalu meletakkan masing-masing di atas kedua kuburan tersebut. Para sahabat bertanya, "Mengapa engkau melakukan ini?" Beliau menjelaskan bahwa hal itu dilakukan agar Allah meringankan azab mereka selama pelepah itu masih basah.

Beberapa penafsiran tentang pelepah kurma:

·         Ada yang berpendapat bahwa pelepah kurma dipilih karena lambat kering.

·         Ada juga yang mengatakan bahwa maksudnya adalah Nabi mendoakan keringanan azab selama pelepah masih basah, bukan karena ada keistimewaan tertentu pada pelepah atau kelembapannya.

·         Pendapat lain menyatakan bahwa selama pelepah masih basah, ia bertasbih, sehingga keringanan azab terjadi karena keberkahan tasbih tersebut.[1]

FAEDAH (PELAJARAN) HADITS :

1.      Penetapan azab kubur sebagai suatu kebenaran yang harus diimani.

2.      Peringatan untuk menjaga diri dari najis, terutama air kencing, dan najis lainnya pada badan dan pakaian.

3.      Larangan keras terhadap namimah (adu domba) dan penjelasan tentang buruknya akibat perbuatan tersebut.

4.      Dosa yang dianggap kecil bisa berakibat besar. Kedua orang yang disiksa tersebut dihukum karena dosa yang dianggap remeh (tidak bersuci dari kencing dan mengadu domba), tetapi akibatnya sangat berat. Ini mengajarkan agar tidak meremehkan dosa sekecil apa pun.

5.      Pentingnya Bersuci dari najis. Salah satu penyebab azab adalah tidak menjaga kebersihan dari kencing. Ini menunjukkan betapa Islam sangat menekankan thaharah (bersuci).

6.      Bahaya lisan dan adu domba (namimah). Menyakiti orang lain dengan ucapan dan menyebar fitnah termasuk dosa besar yang berujung pada siksa kubur.

7.      Pentingnya menjaga akhlak dalam bergaul. Hadits ini mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati dalam bertutur kata dan tidak menyakiti sesama.

8.      Doa berlindung dari azab kubur. Doa ini yang sering dibaca oleh Nabi yaitu:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ.

Artinya:

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari azab api neraka, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.”

Semoga kita terlindung dari azab kubur dan selalu menjaga kebersihan serta lisan. Aamiin.



[1] Sumber dorar.net



Posting Komentar untuk "Dua Penyebab Siksa Kubur Yang Sering Diabaikan"