Siapa Itu Salaf dan Mengapa Disebut Salaf?
Siapakah Sebenarnya
“Salaf” dan Mengapa Disebut dengan Nama Itu?
Pembahasan pertama
berkaitan dengan salaf: siapa mereka? Sering kita mendengar ungkapan “telah
berkata salaf”, “ini adalah mazhab salaf”, atau “menurut sebagian salaf”.
Para ulama
mendeklarasikan bahwa yang dimaksud dengan salaf adalah tiga generasi terbaik.
Sedangkan orang-orang setelah mereka disebut dengan "khalaf" selama
mereka tetap berada di atas Islam. Adapun mereka yang mengubah dan menyimpang
maka disebut khalf (dengan makna tercela), yakni orang-orang yang menyelisihi
dengan buruk.
Jadi, khalaf masih
memiliki iman, tetapi mereka lebih rendah dari salaf. Sedangkan khalf adalah
generasi buruk, sebagaimana firman Allah:
{فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ
وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ}
“Maka datanglah
setelah mereka generasi (khalfun) pengganti yang menyia-nyiakan salat dan
mengikuti hawa nafsu.” (QS.
Maryam: 59).
Maka khalf adalah
orang yang datang setelah generasi sebelumnya, tetapi dengan penyelisihan yang
nyata. Adapun pembahasan kita di sini adalah tentang salaf.
Maka Salaf adalah 3
generasi terbaik, para sahabat, tabi'in dan tabi’ut-tabi’in.
1. Para sahabat.
Mereka adalah
orang-orang yang melihat Nabi ﷺ, beriman kepadanya, dan wafat di atas
keimanan, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka memiliki keutamaan yang agung
karena mendapat kehormatan bersahabat dengan Nabi ﷺ, belajar
langsung darinya, dan mendengar darinya.
2. Para tabi’in.
Mereka adalah
murid-murid dari sahabat. Seorang tabi’i ialah orang yang melihat salah seorang
sahabat dan menyadari pertemuannya, meskipun hanya dengan sahabat junior.
Disebut tabi’in (pengikut) karena mereka mengikuti generasi sebelumnya.
3. Para
tabi’ut-tabi’in.
Mereka adalah
orang-orang yang bertemu atau sempat hidup bersama salah seorang dari tabi’in,
meski yang terakhir dari kalangan mereka.
Batas Waktu Generasi
Salaf
Ulama menjelaskan
bahwa, para sahabat seluruhnya telah wafat pada abad pertama Hijriah. Dikatakan
bahwa yang terakhir wafat adalah Anas bin Malik (tahun 93 H), atau Abu Thufail
yang hidup hingga sekitar tahun 100 H.
Para tabi’in masih ada
hingga akhir abad kedua, dengan tingkatan yang berbeda. Dari kalangan senior
tabi’in adalah para fuqaha’ Madinah
seperti Sa’id bin Al-Musayyib, Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud,
Al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr, dan yang semisal mereka dari anak-anak
sahabat yang berguru langsung kepada sahabat senior, demikian mereka menjumpai
seluruh Al-Khulafa' Ar-Rasyidin, ataupun sebagiannya.
Adapun junior tabi’in,
sebagian mereka hanya sempat melihat sebagian sahabat dalam waktu singkat,
seperti Al-A’masy yang pernah melihat Anas bin Malik, sehingga dihitung
termasuk tabi’in.
Para tabi’ut-tabi’in,
mereka tidak pernah melihat sahabat, di antaranya adalah imam besar seperti
Imam Malik bin Anas, Abu Abdurrahman Al-Awza’i, dan yang semasa dengan mereka.
Mereka termasuk tokoh utama generasi tabi’ut-tabi’in. Ada juga dari kalangan
ini, tokoh-tokoh senior yang memiliki keilmuan yang amat luas. Mereka tetap ada
hingga mendekati pertengahan abad ketiga Hijriah.
Setelah itu datang
generasi yang tidak lagi sempat bertemu dengan seorang pun dari tabi’in, yaitu
atba’ tabi’ut-tabi’in. Dari mereka lahirlah imam-imam besar seperti Al-Bukhari,
Muslim, asy-Syafi’i, Ahmad bin Hanbal, dan semisalnya. Mereka termasuk ulama
puncak dari generasi ini.
Mengapa Disebut
“Salaf”?
Generasi tiga abad
pertama itu disebut salaf karena mereka telah mendahului (s-l-f artinya: telah
berlalu, mendahului, meninggal). Jadi makna salaf adalah “orang-orang yang
telah mendahului kita”. Inilah sebab mereka dinamai salaf.
Lebih dari itu, mereka
mendahului dalam urusan istiqomah: mereka hidup di atas akidah yang benar,
bersih, dan lurus. Tidak ada penyimpangan dan bid’ah pada mereka, kecuali
segelintir yang menyimpang dan tidak dianggap. Di antara mereka ada para ulama
besar sahabat yang menjaga ilmu, ulama tabi’in, serta ulama tabi’ut-tabi’in.
Ada juga ahli ibadah dan ahli zuhud dari kalangan laki-laki maupun perempuan.
Karena itu, jika kita
meyakini bahwa mereka berada di atas kebenaran, maka perkataan mereka menjadi
teladan.
Sumber: Shameela
Posting Komentar untuk "Siapa Itu Salaf dan Mengapa Disebut Salaf?"