Keutamaan Puasa Asyura

Keutamaan Puasa Asyuro

Keutamaan Puasa Asyura

Hari Asyura adalah hari yang mulia, kedudukannya sangat agung. Ada keutamaannya yang sangat besar.

Imam al-Izz bin Abdus Salam rahimahullah berkata: "Keutamaan waktu dan tempat ada dua bentuk: Bentuk pertama adalah bersifat duniawi dan bentuk kedua adalah bersifat agama. Keutamaan yang bersifat agama adalah kembali pada kemurahan Allah untuk para hambanya dengan cara melebihkan pahala bagi yang beramal. Seperti keutamaan puasa Ramadhan atas seluruh puasa pada bulan yang lain, demikian pula seperti hari Asyuro. Keutamaan ini kembali pada kemurahan dan kebaikan Allah bagi para hamba-Nya di dalam waktu dan tempat tersebut."[1]

Diantara keutamaan puasa Asyuro adalah:

1. Menghapus dosa satu tahun yang lalu

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

صِيامُ يَومِ عاشُوراءَ، أَحْتَسِبُ على اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتي قَبْلَهُ

“Puasa Asyuro aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu.[2]

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata: "Keutamannya menghapus semua dosa-dosa kecil. Atau boleh dikatakan menghapus seluruh dosa kecuali dosa besar."[3]

Jika anda bertanya: Mengapa puasa Arafah menghapus dosa-dosa dua tahun sedangkan puasa Asyuro hanya menghapus dosa-dosa setahun?! Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjawab pertanyaan ini dengan dua jawaban:

1. Karena hari Arafah jatuh pada bulan haram (Dzulhijjah), sebelumnya bulan haram (Dzulqo'dah) dan sesudahnya bulan haram (Muharram), lain halnya dengan Asyuro (sesudahnya bulan Shafar yang bukan merupakan bulan haram).

2. Puasa Arafah termasuk kekhususan umat Islam, berbeda dengan Asyuro. Allah azza wa jalla melipat gandakan pahala Arafah dengan berkah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.[4]

Para salaf dulu sangat bersemangat berpuasa Asyuro. Dikisahkan, suatu saat Muhammad bin Syihab Az-Zuhri dalam safar. Namun beliau tetap berpuasa Asyuro. Ditanyakan kepada beliau: Kenapa engkau puasa Asyuro saat safar padahal engkau berbuka saat safar di bulan Ramadhan? Beliau menjawab: Kalau Ramadhan ada waktu lain untuk menggantinya, sedangkan Asyuro tidak ada waktu lain untuk menggantinya.[5] Ini menunjukkan semangat para salaf dalam memanfaatkan musim-musim yang berbarakah. Semoga Allah menganugerahkan kita semua kebaikan dan keberkahannya.

Faedah:

Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata: "Ada sebagian orang pandir mendengar keutamaan puasa Asyuro menghapus dosa setahun, akhirnya dia puasa hingga dzuhur saja lalu makan, seraya mengatakan: Cukupklah untukk enam bulan saja."[6]

2. Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam sangat bersemangat untuk berpuasa pada hari itu

Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata:

ما رَأَيْتُ النبيَّ ﷺ يَتَحَرّى صِيامَ يَومٍ فَضَّلَهُ على غيرِهِ إلّا هذا اليَومَ؛ يَومَ عاشُوراءَ، وهذا الشَّهْرَ. يَعْنِي شَهْرَ رَمَضانَ

“Aku tidak pernah melihat Nabi shallallahu alaihi wa sallam benar-benar perhatian dan menyengaja untuk puasa yang ada keutamaannya daripada puasa pada hari ini, hari 'Asyuro dan puasa bulan Ramadhan.”[7]

3. Hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israil

Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata: "Nabi tiba di Madinah dan dia mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa 'Asyuro. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bertanya: "Puasa apa ini?" Mereka menjawab: "Hari ini adalah hari yang baik, hari dimana allah telah menyelamatkan Bani Israil dari kejaran musuhnya, maka Musa berpuasa sebagai rasa syukurnya kepada allah. Dan kami pun ikut berpuasa. Nabi berkata: "Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian". Akhirnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa juga.”[8]

4. Puasa 'Asyuro dahulukan diwajibkan

Dahulu puasa 'Asyuro diwajibkan sebelum turunnya kewajiban puasa Ramadhan. Hal ini mununjukkan keutamaan puasa  'Asyuro pada awal perkaranya.

Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata: "Nabi dahulu puasa 'Asyuro dan memerintahkan manusia agar berpuasa pula. ketika turun kewajiban puasa Ramadhan, puasa 'puasa 'Asyuro ditinggalkan".[9]

5. Jatuh pada bulan haram

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيامِ، بَعْدَ رَمَضانَ، شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمُ

“Puasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah al-Muharram.”[10][11]



[1] Qowaid al-Ahkam, al-‘Izz bin Abdis Salam 1/38. Fadhlu ‘Asyuro wa Syahrullah al-Muharram, Muhammad as-Shohih hal.3

[2] HR. Muslim: 1162

[3] Majmu’ Syarah al-Muhadzzab, an-Nawawi 6/279

[4] Bada’iul Fawaid 4/1667, tahqiq Ali bin Muhammad al-‘Imron

[5] Syu’abul Iman 3518 karya Al Baihaqi

[6] Akhbarul Hamqo wal Mughoffalin hlm.178

[7] HR. Bukhari: 2006, Muslim: 1132

[8] HR. Bukhari: 2004, Muslim: 1130

[9] HR. Bukhari: 1892, Muslim: 1126

[10] HR. Muslim: 1163

[11] Disalin dari buku Misteri Bulan Asyuro Antara Mitos dan Fakta karya Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman dan Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi Cet ke-1 Syawwal 1445 H, Diterbitkan oleh Yusuf Abu Ubaidah.

Posting Komentar untuk "Keutamaan Puasa Asyura"