Pengertian Ibadah Menurut Bahasa dan Istilah, Membahas tentang ibadah berarti membahas tentang hak Allah yang paling besar yang wajib ditunaikan oleh seluruh makhluk, yaitu beribadah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Dan ini adalah yang dimaksud dengan tauhid uluhiyyah atau tauhid ibadah.
Pengertian Ibadah
Dan Allah subhanahu wa ta’ala telah mengabarkan bahwa tujuan dari penciptaan jin dan makhluk itu adalah agar kita beribadah kepada Allah saja tidak kepada yang lain. Sebelum seseorang melakukan atau mengerjakan suatu ibadah, maka hendaknya bagi dia untuk mengetahui, ‘Apa yang dimaksud dengan ibadah?’ berikut ini adalah pengertian ibadah.
Ibadah (العبادة) secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut istilah syar’i (terminologi), ibadah mempunyai banyak pengertian atau definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi di antara lain adalah:
- Ibadah adalah taat kepada Allah ta’ala dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.
- Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah azza wa jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
- Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai oleh Allah azza wa jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dzahir maupun bathin. Definisi ini adalah yang paling lengkap.
Dan dari pengertian ibadah yang paling lengkap dan yang sering dipakai oleh para ulama adalah yang ketiga. Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati).
Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia.
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56) مَآ أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍۢ وَمَآ أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ (57) إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ ذُو ٱلْقُوَّةِ ٱلْمَتِينُ (58)
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz-Dzariyat: 56-58).
Pilar-Pilar Ubudiyyah yang Benar
Sesungguhnya ibadah itu berlandaskan pada tiga pilar pokok: hub (cinta), khauf (takut), dan raja’ (harap).
“Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.” (QS. Al-Ma’idah: 54)
“Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah: 165)
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya: 90)
Syarat Diterimanya Ibadah
Baca juga: Syarat Diterimanya Ibadah Dalam Islam
Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak bisa dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:
- Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.
- Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ.
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam ibadat kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi: 110)
Keutamaan Ibadah
Baca juga: Dzikir Pagi
Ibadah di dalam syari’at Islam merupakan tujuan diciptakan manusia dan ibadah amal yang dicintai dan diridhai Allah subhanahu wa ta’ala. Karenanya Allah menciptakan manusia, mengutus para Rasul, dan menurunkan Kitab-Kitab suci-Nya.
“Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir: 60)
(Seluruh penjelasan lengkap tentang keutamaan ibadah tetap ada sesuai artikel asli)
Posting Komentar untuk "Pengertian Ibadah Menurut Bahasa Arab dan Istilah Syar'i"