Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

DEFINISI BULAN DZULHIJJAH

Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang kedua belas dari kalender hijriyyah. Dia adalah bulan yang terakhir dalam satu tahun hijriyyah.[1] Dinamakan bulan Dzulhijjah karena manusia menunaikan haji pada bulan ini.[2]

KEUTAMAAN SEPULUH HARI PERTAMA BULAN DZULHIJJAH

Umur manusia seluruhnya adalah musim untuk menjalankan ketaatan dan menuai pahala. Beribadah dan menjalankan ketaatan hingga maut menjemput.[3] Allah jalla jalaaluh berfirman:

وَٱعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ ٱلْيَقِينُ

"Dan beribadahlah kepada Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (kematian)[4]." (QS. al-Hijr: 99)

Oleh karena itu wajib bagi seorang muslim untuk memanfaatkan umur dan waktunya sebaik mungkin. Memperbanyak dan memperbagusi ibadah serta amalan hingga maut menjemput, lebih-lebih pada bulan dan hari yang penuh dengan keutamaan. Diantara bulan yang Allah jalla jalaaluh istimewakan dari bulan lainnya adalah bulan Dzulhijjah.

Apa saja keutamaan pada bulan ini?

1. Allah jalla jalaaluh bersumpah dengan hari-hari yang sepuluh. Firman-Nya:

وَٱلۡفَجۡرِ, وَلَيَالٍ عَشۡر

"Demi fajar. Dan malam yang sepuluh." (QS. al-Fajr: 1-2)

Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata: "Malam-malam yang sepuluh adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Inilah penafsiran yang benar dari mayoritas ahli tafsir dari kalangan salaf dan selain mereka. Dan penafsiran ini telah shahih pula dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma."[5]

2. Hari terbaik secara mutlak. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

ما من أيامٍ العملُ الصالحُ فيهنّ أحبُّ إلى اللهِ من هذهِ الأيامِ العشرِ، فقالوا: يا رسولَ اللهِ، ولا الجهادُ في سبيلِ اللهِ؟ فقال رسولُ اللهِ ﷺ: ولا الجِهادُ في سبيلِ اللهِ، إلا رجلٌ خرجَ بنفسه ومالِهِ، فلم يرجعْ من ذلكَ بشيء.

"Tiada hari-hari yang amalan shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: Tidak pula jihad di jalan Allah? Rasulullah menjawab: Tidak juga jihad di jalan Allah. Kecuali seorang yang keluar dengan membawa jiwa dan hartanya dan dia tidak kembali setelah itu (mati syahid)."[6]

Berdasarkan hadits ini, jelaslah bahwa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah hari-hari dunia terbaik secara mutlak.

Al-Hafidzh Ibnu Rojab rahimahullah mengatakan: "Hadits ini menunjukkan bahwa beramal pada sepuluh hari bulan Dzulhijjah lebih dicintai disisi Allah jalla jalaaluh daripada beramal pada hari-hari yang lain tanpa pengecualian. Apabila beramal pada hari-hari itu lebih dicintai oleh Allah jalla jalaaluh, maka hal itu lebih utama disisi-Nya."[7]

Alasan lain mengapa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah hari istimewa secara mutlak karena ibadah-ibadah inti dan pokok berkumpul pada bulan ini.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: "Yang jelas, bahwa sebab keistimewaan sepuluh hari bulan Dzulhijjah, karena pada bulan ini terkumpul ibadah-ibadah inti, seperti shalat, puasa, shadaqoh, haji, yang mana hal itu tidak didapati pada bulan lainnya."[8]

3. Beramal pada bulan ini lebih suci dan lebih besar pahalanya, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

ما من عملٍ أزْكى عندَ اللهِ عزَّ وجلَّ ولا أعظمَ أجرًا من خيرٍ يعملُهُ في عَشْرِ الأضحى

"Tidak ada amalan yang lebih suci disisi Allah dan tidak ada yang lebih besar pahalanya daripada kebaikan yang dia kerjakan pada sepuluh hari al-adha."[9]

Mujahid mengatakan: "Amalan di sepuluh hari pada awal bulan Dzulhijjah akan dilipatgandakan."[10]

4. Dianjurkan memperbanyak amalan sunnah, Karena hari-hari ini adalah hari istimewa, beramal shalih pada waktu ini sangat besar ganjaran dan keutamaannya, maka perbanyaklah amalan sunnah seperti shalat, membaca al-Quran, bersedekah dan lainnya.

Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan: "Sepuluh hari pertama Dzulhijjah seluruhnya adalah kemuliaan dan keutamaan, amalan di dalamnya akan dilipatgandakan, dan disunnahkan agar bersungguh-sungguh dalam ibadah di hari-hari tersebut."[11]

5. Lebih baik dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, Karena bila dilihat dari sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah pada hari-hari ini adalah ibadah yang agung berupa hari Arafah, hari penyembelihan dan ibadah haji. Sedangkan bila dilihat dari sisi malamnya, sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan lebih utama dari sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah, karena pada malam terakhir Ramadhan ada malam Lailatul Qadr.

Syaikhul Islam rahimahullah berkata: "Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah lebih utama dari sepuluh hari terakhir Ramadhan, sedangkan malam sepuluh terakhir Ramadhan lebih utama dari malam sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah."[12]

Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah mengomentari ucapan gurunya, beliau berkata: "Orang yang cerdas bila merenungkan jawaban ini tentu dia akan mendapatinya sebagai jawaban yang memuaskan."[13]

Adapun hadits yang berbunyi;

سيدُ الشهورِ شهرُ رمضانَ وأعظَمُها حرمةً ذو الحجةِ

"Penghulu bulan Islam adalah bulan Ramadhan dan bulan yang paling agung kehormatannya adalah bulan Dzulhijjah." Maka hadits ini adalah hadits palsu menurut timbangan ahli hadits.[14][15]



[1] Amad bin Abdullah as-Suhaimi, Bida’ wa Akhto’ Tata’allaqu Bil Ayyam was Syuhuur hal. 440, Taqdim: Abdullah bin Abdirrahman al-Jibrin. Cet. Dar.al-Qasim

[2] idem

[3] Ibnu Rojab al-Hanbali, Lathoiful Ma’arif, Tahqiq Yasin Muhammad as-Sawas. Cet.Dar.Ibnu Katsir, Abdullah al-Fauzan, Majalis Asyr Dzilhijjah. Cet.Dar.al-Muslim.

[4] Demikian penafsiran Salim bin Abdillah bin Umar, Mujahid, Hasan, Qotadah, Abdurrahman bin Zaid dan selain mereka. Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/553.

[5] Lathoif Ma’arif hal. 470

[6] HR. Bukhari: 969 dll dan lafazh diatas oleh Tirmidzi: 757

[7] Lathoiful Ma’arif hal. 458

[8] Fathul Bari 2/593

[9] HR. Darimi 1/358 dengan sanad yang hasan, sebagaimana dijelaskan dalam al-Irwa 3/398 oleh al-Albani

[10] Lathoif Ma’arif hal. 460

[11] Ibnu Qudamah, al-Mughni 4/446

[12] Ibnu Taimiyyah, Majmu’ Fatawa 25/287

[13] Ibnul Qayyim, Zaadul Ma’ad 1/57

[14] Al-Baihaqi, Fadhail Auqat no. 167, al-Munawi, Faidhul Qadir 4/4749

[15] Disalin dari buku Mendulang Pahala di Bulan Dzulhijjah karya Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman, Cet ke-1 Dzulqo’dah 1437 H, Pustaka Al-Furqon.


Posting Komentar untuk "Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah"