Sujud syukur merupakan
amalan ibadah yang dikerjakan ketika seorang mendapatkan nikmat atau dijauhkan
dari musibah kemudian bersujud sebagai bentuk syukur kepada Allah ta’ala dalam
rangka meneladani Nabi ﷺ.
Dianjurkan bagi siapa
yang mendapatkan nikmat atau dijauhkan dari musibah, atau mendapat kabar
gembira agar bersujud sebagai bentuk syukur kepada Allah azza wa jalla dalam
rangka meneladani Nabi ﷺ. Dalam sujud syukur tidak disyariatkan
menghadap kiblat, namun menghadapnya lebih utama.
Sungguh Rasulullah ﷺ pernah
melakukannya. Diriwayatkan dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu,
أنَّ النبيَّ ﷺ كان إذا أتاهُ أمرٌ
يسرُّه خرَّ ساجدًا شكرًا للهِ تباركَ وتعالى
“Bahwa Nabi ﷺ bila mendapatkan suatu
perkara yang membahagiakannya -atau diberi kabar gembira-, maka beliau
menyungkur sujud sebagai ungkapan syukur kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala.”[1][1]
Dan demikian pula para
sahabat radhiyallahu ‘anhum melakukannya.
Sujud ini hukumnya
sama dengan sujud tilawah. Demikian juga sifat dan tata caranya.[2]
Baca tata cara sujud
tilawah disini
[1] Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 2774;
at-Tirmidzi, no. 1578; Ibnu Majah, 1394; at-Tirmidzi berkata, “Ini hadits hasan
gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalan ini.” Dihasankan oleh
al-Albani dalam Irwa al-Ghalil, 2/226.
[2] [Disalin dari kitab ‘Al-Fiqh al-Muyassar’ Penyusun Syaikh Abdul Aziz Mabruk al-Mahdi, Syaikh Abdul Karim bin Shunaitan al-Amri, Syaikh Abdullah bin Fahd asy-Syarif dan Syaikh Faihan bin Syali al-Muthairi, Judul dalam Bahasa Indonesia ’Fiqih Muyassar’ Penerjemah Izzudin Karimi Lc, Penerbit Pustaka Darul Haq, Cetakan Ketujuh Dzulqo’dah 1440 H – Juli 2019 M].
Posting Komentar untuk "Sujud Syukur: Waktu, Tata Cara dan Doanya"